Dewasa ini, rokok sudah menjadi kebutuhan di klangan remaja putra maupun putri. menurut mereka merokok adalah gaya hidup. dan jika mereka tidak mau merokok dianggap tidak gaul dan kuper.
- Lingkungan rumah :Ayah yang sering merokok di depan anak-anaknya, sehingga anaknya memiliki rasa penasaran dan rasa ingin mencoba menghisap rokok.
- Lingkungan Sekolah :Teman bermain di sekolah yang merokok di depan saya,pada saat sedang bermain bersama.
- Lingkungan Masyarakat :Banyaknya orang di sekitar rumah ( di luar rumah ) yang merokok di sembarang tempat, sehingga saya ingin menirunya.
Masih ada faktor-faktor lain selain faktor lingkungan, yaitu faktor psikologis misalnya :
- Kebiasaan (terlepas dari motif positif atau negatif)
- Untuk menghasilkan reaksi emosi positif (kenikmatan, dsb)
- Untuk mengurangi reaksi emosi negatif (cemas, tegang, dsb)
- Alasan sosial (penerimaan kelompok)
- Ketergantungan (memenuhi keinginan/ kebutuhan dari dalam diri) (Oskamp & Schultz, 1998. dalam Ardiningtiyas, 2006)
Melihat perkembangan kebiasaan merokok Indonesia yang semakin lama semakin parah, nampaknya harapan untuk menanggulangi masalah ini semakin tipis, namun sebenarnya hal tersebut bukan tidak mungkin dilakukan karena beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras baik bagi para perokok maupun industri rokok. Singapura menerapkan ruang publik sebagai kawasan bebas rokok, mesin penjual rokok dinyatakan ilegal dan melarang perusahaan rokok menjadi sponsor even publik (dalam Ardiningtiyas, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar